LABEL PETUNJUK PERAWATAN LINEN
GRAHA
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas matakuliah pengelolaan lenan graha
Oleh
RISWANO
NIM
1507129
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
DEPARTEMEN
PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS
PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS
PENDIDIKAN INDONESIA
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang "label petunjuk perawatan linen graha"
ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar
kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang
lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat
bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugas pengelolaan lenan graha dengan judul "label petunjuk perawatan linen graha". Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga terealisasikanlah makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan penulis memohon kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya bisa terus memperbaiki
penulisan makalah selanjutnya.
Bandung, Maret 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
BAB
I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A. Latar
belakang................................................................................................ 1
B. Rumusan
masalah........................................................................................... 1
C. Tujuan
Penuisan.............................................................................................. 1
BAB
II KAJIAN PUSTAKA.................................................................................... 5
A.
Memahami label perawatan pakaian............................................................... 5
B.
Fakta Tentang Label Petunjuk
Perawatan...................................................... 5
C.
Sistem pelabelan perawatan di
dunia.............................................................. 5
1.
Sistem Pelabelan Petunjuk Perawatan
Internasional.......................... 6
2.
Sistem Pelabelan Petunjuk Perawatan Jepang.................................. 10
3.
Sistem Pelabelan Petunjuk Perawatan Kanada................................. 11
4.
Sistem Pelabelan Petunjuk Perawatan Eropa.................................... 11
5.
Sistem Pelabelan Petunjuk Perawatan Amerika............................... 12
BAB
III LABEL PERAWATAN PADA BATIK.................................................. 13
A.
Pengertian batik............................................................................................ 13
B.
Cara perawatan keawetan kain batik............................................................ 14
C.
Label perawatan kain batik........................................................................... 15
BAB
IV KESIMPULAN DAN SARAN................................................................ 16
D.
Kesimpulan................................................................................................... 16
E.
Saran............................................................................................................. 16
DAFTAR
PUSTAKA.............................................................................................. 17
GLOSARIUM.......................................................................................................... 18
Lampiran................................................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Labelisasi merupakan sebuah
bagian dari produk yang penting diketahui, apabila kita membeli sebuah
produk linen ataupun pakaian pasti ada aturan untuk merawat pakaian terutama
pakaian yang dibeli itu dari merek yang terkenal. Aturan untuk merawat pakaian itu biasanya tertera pada label merek yang
dijahit pada pakaian, atau pada swing tag (gantungan kertas). Namun seringkali,
kita tidak memahami bahwa aturan yang berupa simbol-simbol itu dibuat supaya
pakaian dapat terawat dengan baik. Hal ini terjadi karena pada umumnya,
konsumen Indonesia masih kurang menyadari arti penting perawatan
Dengan
adanya label perawatan maka konsumen dapat memperoleh informasi bagaimana cara
merawat linen ataupun
pakaiannya. Namun terkadang, label perawatan ini sulit dipahami dan dimengerti
oleh konsumen. Hal ini terjadi karena informasi yang diberikan tidak menyeluruh
dan tidak akurat. Bahkan banyak pakaian import memberikan simbol perawatan yang
berbeda-beda. Dengan kata lain tidak ada format simbol perawatan yang
universal. Selain itu, pemberian informasi cara perawatan yang diberikan dalam
satu metode saja, meskipun ada beberapa metode perawatan lain yang juga aman
namun tidak diinformasikan kepada konsumen. Hal tersebut, menurut Bridgett
Smith, yang membuat para konsumen menjadi frustasi. Diluar permasalahan
tersebut, label perawatan tetap mempunyai peranan penting dalam pelayanan dan
pertanggungjawaban produsen pakaian untuk mencegah kerusakan pakaian dalam
proses perawatan. Oleh karenanya, mengetahui fungsi dan kegunaan label
perawatan akan membantu kita dalam menentukan cara perawatan pakaian yang
tepat.
B. Rumusan masalah
1. Banyak masayarakat dan industri pariwisata indonesia
yang belum mengetahui labelisasi perawatan linen sehingga pakaian atau linen tidak bertahan lama.
2. Masayarakat belum mengetahui perawatan jenis
kain-kain yang ada.
C. Tujuan Penulisan
1. Supaya masyarakat dan industri pariwisata bisa
memahami label perawatan pakaian dan linen sehingga bisa melakukan perawatan
yang benar.
2. Memberikan informasi dalam perawatan jenis-jenis kain.
3.
Memenuhi tugas matakuliah
perawatan linan graha.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Memahami label perawatan pakaian
Label perawatan pakaian merupakan hasil dari penelitian dan label
pakaian atau linen harus
menyediakan informasi petunjuk perawatan pencucian dan pembersihan kering.
Informasi yang disediakan dapat terdiri dari satu metode saja meskipun
sebetulnya terdapat beberapa metode perawatan yang aman untuk pakaian.
Sedangkan metode perawatan pakaian yang dapat membahayakan pakaian tidak boleh
diinformasikan kepada konsumen. Label
perawatan juga memberikan peringatan tentang bahan atau bagian prosedur
perawatan yang dapat merusak pakaian.
Biasanya label di kemeja mencantumkan tindakan-tindakan yang boleh atau
tidak boleh dilakukan terhadap pakaian itu, ditambahkan juga jenis bahan baju
yang digunakan. Bahan kemeja kebanyakan memakai katun alias
serat alami dari kapas. Ada yang berbahan 100 persen katun adapula 100 persen linen.
Ada kemeja yang menggunakan dua jenis bahan, misalnya katun dicampur dengan jenis
bahan lain, di antaranya lycra, rayon, polyester, dan tetoron. Ada juga kemeja yang memakai
bahan tetoron saja atau polyester saja. Pemakaian jenis bahan tersebut
menentukan tanda atau lambang yang dicantumkan di label, juga menentukan
perawatan terhadap kemeja tersebut. Misalnya, tidak semua kemeja boleh
disetrika seperti kemeja dengan campuran lycra.
Tanda gambar ditunjukkan dengan gambar alat setrika. Selain itu juga tidak
boleh diperas yang ditunjukkan dengan gambar kain sedang diperas. Ada juga
pakaian yang tidak boleh dijemur di bawah terik matahari yang gambar di labelnya berupa bentangan baju. Atau tidak boleh
menggunakan mesin cuci (Muhamad, 2006,
hlm. 4).
B. Fakta Tentang Label Petunjuk Perawatan
Coats adalah bisnis benang
industri terkemuka di dunia, dan pemasok ritsleting terbesar kedua ke
merek-merek global. Menyatakan bahwa :
1.
Negara tempat sebuah produk pakaian dijahit
adalah negara asal yang tertulis pada label petunjuk perawatan
2.
Label petunjuk perawatan harus terpasang
secara permanen agar mudah dilihat oleh para pelanggan pada saat membeli produk
pakaian tersebut. Pada umumnya, label ini terdapat di bagian samping atau
bagian dalam pakaian
3.
Produsen atau pengimpor yang bersangkutan
dengan produk pakaian ini bertanggungjawab atas informasi yang terdapat dalam
petunjuk perawatan
4.
Sebuah produk pakaian mungkin diimpor tanpa
label produk perawatan, namun tetap harus diberi label petunjuk perawatan pada
saat produk tersebut dijual
C.
Sistem Pelabelan
Petunjuk Perawatan Di Dunia
Terdapat lima sistem pelabelan
petunjuk perawatan yang umumnya digunakan pada label petunjuk perawatan. Kelima
sistem ini adalah:
1. Sistem Pelabelan Petunjuk Perawatan Internasional
2. Sistem Pelabelan Petunjuk Perawatan Jepang
3. Sistem Pelabelan Petunjuk Perawatan Kanada
4. Sistem Pelabelan Petunjuk Perawatan Eropa
5. Sistem Pelabelan Petunjuk Perawatan Amerika
1. Sistem Pelabelan Petunjuk Perawatan Internasional
Asosiasi Internasional untuk Pelabelan
Petunjuk Perawatan Tekstil (GINETEX) adalah sebuah badan dunia yang mengatur
label petunjuk perawatan sejak tahun 1975.
Negara-negara anggota GINETEX adalah
Belgia, Perancis, Jerman, Inggris, Belanda, Israel, Austria, Swiss, dan
Spanyol.
a.
Tujuan asosiasi ini adalah:
1)
Memberi informasi kepada pelanggan mengenai
pelabelan petunjuk perawatan tekstil melalui sistem pelabelan petunjuk
perawatan yang seragam dan simpel, tanpa kata-kata.
2)
Mewujudkan dan mendorong pelabelan petunjuk
perawatan sukarela yang bersifat internasional melalui simbol GINETEX yang
seragam untuk menghindari penggunaan sistem yang berbeda-beda.
b.
Sistem pelabelan petunjuk perawatan
GINETEX berdasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini:
1)
Simbol petunjuk perawatan harus berisi
informasi mengenai jenis-jenis perawatan yang diperbolehkan.
2)
Simbol petunjuk perawatan harus digunakan
secara utuh dan dalam urutan yang telah ditetapkan.
3)
Pelabelan petunjuk perawatan harus jelas,
mudah dipahami, mudah digunakan dan tidak terkait dengan bahasa apa pun.
4)
Simbol petunjuk perawatan sebaiknya tidak
menimbulkan berbagai interpretasi yang keliru dari pelanggan.
5)
Penempatan label pada posisi yang sama serta
penggunaan simbol petunjuk perawatan yang urut.
6)
Sistem pelabelan petunjuk perawatan seragam
yang menggunakan simbol harus memperhatikan kebiasaan pelanggan tanpa
menggunakan data-data teknis yang sulit dipahami.
7)
Alat-alat yang digunakan dalam proses
perawatan tekstil harus dipastikan dapat memberi hasil yang terbaik jika
digunakan sesuai petunjuk.
8)
Penyesuaian yang perlu dilakukan terkait
dengan perkembangan teknis dan ekonomi yang terus terjadi harus dilakukan
sebaik-baiknya tanpa menggunakan simbol atau tambahan baru pada sistem yang
telah ada.
c.
Lima simbol dasar yang digunakan dalam
sistem pelabelan petunjuk perawatan Internasional sesuai dengan aturan ini:
Catatan: Simbol-simbol untuk Sistem
Pelabelan Petunjuk Perawatan Internasional sama dengan yang terdapat dalam
Sistem Pelabelan Petunjuk Perawatan Eropa.
Setidaknya ada 5 simbol yang ada pada
tiap label perawatan pakaian. Terdiri dari washing, bleaching, drying, ironing, drycleaning.
Selain simbol dasar, ada juga simbol
pelengkap seperti garis, titik, gambar tangan dan silang. Semuanya memiliki
arti. Pada simbol titik misalnya, semakin banyak titiknya menandakan level suhu yang cocok untuk
penanganannya.
Dari
sumber internet http://fashionpria.com/tips/memahami-arti-simbol-pada-label-perawatan-pakaian-anda ada beberapa simbol internasional pencucian
dan perawatan linen graha diantaranya :
1. Label Simbol Perawatan Pencucian (Washing)
Simbol pencucian pada umumnya berupa
wadah yang berisi air. Simbol pelengkapnya antara lain berupa titik, garis,
silang dan gambar tangan. Bisa juga secara spesifik terdapat keterangan tulisan
suhu yang berupa angka.
a) Simbol garis di bawah wadah
merupakan
keterangan untuk pengaturan level putaran pada mesin cuci. Tidak ada garis,
menunjukkan putaran normal. Biasanya agak cepat. Satu garis menunjukkan putaran
sedang. Dua garis menunjukkan putaran lambat.
b)
Simbol tangan
instruksi agar pencucian hanya diperbolehkan
dengan tangan, tidak boleh menggunakan mesin cuci.
c)
Simbol silang
tidak
boleh dicuci baik dengan tangan ataupun mesin cuci. Harus dengan penanganan
khusus seperti menggunakan proses dry clean atau
dilakukan oleh binatu professional.
d) Simbol angka
adalah
suhu yang diperbolehkan pada saat mencuci. Biasanya dalam ukuran celcius. Suhu
tidak boleh melebihi dari angkat tersebut.
e)
Simbol titik
Sama
dengan angka, titik merupakan bentuk simbol lain untuk keterangan suhu.
Kebanyakan label biasanya hanya sampai 3 titik, yaitu dingin, hangat dan panas.
Jika lebih dari 3 titik, silahkan lihat gambar di atas untuk keterangan suhu
pastinya.
(sumber: http://fashionpria.com/tips/memahami-arti-simbol-pada-label-perawatan-pakaian-anda)
2. Label Simbol Perawatan Dengan
Pemutih (Bleaching)
Simbol pemutih pada dasarnya berupa
bentuk segitiga. Simbol pelengkapnya antara lain berupa garis dan silang.
- Simbol tanda silang tidak diperkenankan untuk menggunakan
pemutih dalam proses pencuciannya.
- Simbol 2 garis boleh
menggunakan pemutih dengan bahan yang mengandung chlorine saja.
- Simbol hanya segitiga boleh
menggunakan pemutih apa saja.
(sumber internet http://fashionpria.com/tips/memahami-arti-simbol-pada-label-perawatan- pakaian-anda)
3.
Label Simbol Proses Penyetrikaan
(Ironing)
simbol penyetrikaan, simbol
pelengkapnya antara lain berupa titik, silang dan 2 garis dengan silang di
bagian bawah.
- Simbol
titik merupakan
keterangan untuk pengaturan suhu yang direkomendasikan. Terdiri hingga 3
titik yang memiliki arti level suhu yaitu low, medium dan high.
- Simbol
silang tidak boleh
disetrika, sedangkan tanpa silang boleh disetrika.
- Simbol
silang di bawah penyetrikaan
tidak boleh menggunakan setrika uap.
4.
Simbol Perawatan Dengan Proses Dry Cleaning
Simbol dasar berupa lingkaran atau bulat. Simbol
pelengkapnya berupa huruf “A”, “P”, “F”, “W” dan tanda silang.
a.
Simbol huruf F proses dry cleaning hanya menggunakan bahan larutan kimia
berbasis petroleum seperti R113 dan hydrocarbon.
b. Simbol huruf W proses dry cleaning tidak
diperkenankan menggunakan larutan kimia apapun.
c. Simbol huruf P proses dry cleaning menggunakan bahan larutan kimia
standar yaitu seperti Perchloroethylene, R113 dan Hydrocarbon.
d. Simbol huruf A atau hanya lingkaran proses dry
cleaning boleh menggunakan semua jenis bahan larutan kimia.
e. Simbol silang artinya pakaian ini tidak boleh
menggunakan proses dry cleaning.
(sumber internet http://fashionpria.com/tips/memahami-arti-simbol-pada-label-perawatan- pakaian-anda)
5. Simbol Pengeringan
Pada proses pengeringan terdapat 2
simbol utama, yaitu kotak yang artinya pengeringan tanpa mesin cuci alias dijemur. Lalu simbol
kotak dengan lingkaran di dalamnya yang artinya pengeringan dengan mesein cuci.
Pengeringan Tanpa Mesin Cuci
a. Simbol nomor 1 Pengeringan (menjemur) boleh menggunakan
gantungan/hanger.
b. Simbol nomor 2 Dijemur seperti biasa menggunakan
tempat jemuran, tanpa hanger/gantungan.
c. Simbol nomor 3 Namanya dry flat. Dijemur pada permukaan rata.
d. Simbol nomor 4 Tidak boleh dijemur pada matahari
langsung.
e. Simbol nomor 5 Pasti sudah tahu kan? Ya, ini artinya
tidak boleh diperas.
f. Simbol nomor 6 Tidak boleh dijemur, harus
dikeringkan dengan pengering pada mesin cuci.
Pengeringan Dengan Mesin Cuci
a. Simbol dengan titik merupakan keterangan untuk pengaturan (setting) suhu pada mesin pengering.
b. Simbol garis merupakan keterangan pengaturan level
putaran pada mesin pengering. Satu strip cepat, 2 strip lebih lambat.
c. Simbol lingkaran hitam tidak boleh ada panas (no heat) pada saat proses pengeringan.
d. Simbol tanda silang tidak boleh dikeringkan dengan mesin,
harus dengan dijemur.
2. Sistem
Pelabelan Petunjuk Perawatan Jepang
Sistem Jepang, seperti sistem
pelabelan petunjuk perawatan lainnya memiliki simbol yang ditempatkan dalam
urutan tertentu. Label dirancang sesuai dengan ketentuan berikut ini:
- Simbol-simbol
harus diurutkan dari kiri ke kanan sesuai urutan berikut ini: 1)
Pencucian, 2) Pemutihan , 3) Penyetrikaan, 4) Pencucian Kering, 5)
Pemerasan & 6) Pengeringan.
- Untuk produk
berwarna yang biasanya tidak perlu diputihkan, simbol terkait penggunaan
pemutih berbahan dasar klorin
dapat dihilangkan.
- Untuk produk
yang biasanya tidak perlu disetrika, simbol untuk penyetrikaan dapat
dihilangkan. (Kecuali 'tidak dapat disetrika').
- Untuk produk
yang dapat dicuci dengan air, simbol pencucian kering dapat dihilangkan.
(Kecuali ‘tidak dapat dicuci kering’).
- Simbol-simbol
tersebut sebaiknya berwarna hitam atau biru tua sedangkan simbol-simbol
larangan sebaiknya berwarna merah atau putih. (sumber dari:
http://www.coatsindustrial.com/id/information-hub/apparel-expertise/care-labels)
3. Sistem Pelabelan Petunjuk Perawatan Kanada
Hingga Juli 1973 pelabelan petunjuk
perawatan bukanlah sebuah kewajiban di Kanada. Namun sesudahnya sebuah sistem
pelabelan petunjuk perawatan baru pun diperkenalkan. Sistem simbol petunjuk
perawatan Kanada yang baru menggunakan warna hijau (dapat dilakukan), kuning
tua (hati-hati), dan merah (tidak dapat dilakukan) dengan lima simbol yaitu
gambar wash tub, segitiga pemutih, pengering kotak, setrika dan lingkaran cuci
kering. Pada tahun 2003 sistem Kanada diperbarui agar sesuai dengan standar
Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara/North
American Free Trade Agreement (NAFTA) dan (ISO) sehingga kode warna pun
berhenti digunakan.
(sumber
dari: http://www.coatsindustrial.com/id/information-hub/apparel-expertise/care-labels)
4. Sistem Pelabelan Petunjuk Perawatan Eropa
Lembaga independen Uni Eropa terus
melakukan peninjauan terhadap standar label petunjuk perawatan yang ada melalui
kerja sama dengan berbagai lembaga internasional lainnya agar dapat menciptakan
sistem yang seragam sesuai dengan skema ISO.
Simbol-simbol yang digunakan di Eropa
adalah merek dagang GENETEX dan dikenai biaya merek dagang yang dibayarkan pada
GENETEX, sebagai pemegang merek dagang jika produk garmen tersebut akan dijual
di negara-negara GENETEX.
Label petunjuk perawatan yang benar
untuk negara-negara di Eropa harus terdiri dari setidaknya empat atau kadang
kala lima simbol dengan urutan berikut ini: 1) Pencucian, 2) Pemutihan, 3)
Penyetrikaan, 4) Pencucian Kering & 5) Pengeringan.
(sumber
dari:
http://www.coatsindustrial.com/id/information-hub/apparel-expertise/care-labels)
Proses Pencucian
|
|||
|
Suhu maksimal 95°C
Cuci dengan kecepatan normal Bilas dengan kecepatan normal Putar dengan kecepatan normal |
|
Suhu maksimal 40°C
Cuci dengan kecepatan normal Bilas dengan kecepatan normal Putar dengan kecepatan normal |
|
Suhu maksimal 95°C
Kurangi kecepatan cuci Bilas dengan suhu yang terus menurun (lebih dingin) Kurangi kecepatan putar |
|
Suhu maksimal 40°C
Kurangi kecepatan cuci Bilas dengan suhu yang terus menurun (lebih dingin) Kurangi kecepatan putar |
|
Suhu maksimal 70°C
Cuci dengan kecepatan normal Bilas dengan kecepatan normal Putar dengan kecepatan normal |
|
Suhu maksimal 40°C
Kurangi banyak kecepatan cuci Bilas dengan kecepatan normal Putar dengan kecepatan normal Jangan peras dengan tangan |
|
Suhu maksimal 60°C
Cuci dengan kecepatan normal Bilas dengan kecepatan normal Putar dengan kecepatan normal |
|
Suhu maksimal 30°C
Kurangi banyak kecepatan cuci Bilas dengan kecepatan normal Kurangi kecepatan putaran |
(sumber dari: http://www.coatsindustrial.com/id/information-hub/apparel-expertise/care-labels)
5. Sistem Pelabelan Petunjuk Perawatan Amerika
Sesuai dengan aturan Label Petunjuk
Perawatan Komisi Perdagangan Federal, label petunjuk perawatan harus terdiri
dari kata-kata maupun simbol-simbol. Baik dalam kata-kata, simbol-simbol
ataupun keduanya, petunjuk perawatan harus ditulis dengan urutan sebagai
berikut ini:
a. Cuci mesin / cuci tangan / cuci kering.
b. Suhu pencucian (panas / hangat / dingin).
c. Program mesin cuci (halus / permanent press / putaran
normal).
d. Petunjuk pemutihan (jangan gunakan pemutih / gunakan
pemutih berbahan dasar non-klorin / gunakan pemutih berbahan dasar klorin).
e. Cara pengeringan (dengan mesin pengering / jemur /
hamparkan / angin-anginkan).
f. Penyetrikaan (jangan disetrika / setrika dengan suhu
rendah / setrika dengan suhu sedang / setrika dengan suhu panas).
g. Peringatan.
Selain label petunjuk perawatan,
produsen dan pengimpor juga harus menyediakan label yang:
a.
Dipasang pada tempat yang mudah terlihat pada
saat produk dijual. Jika produk dibungkus, dipajang atau dilipat dan
menyebabkan pelanggan tak dapat melihat label petunjuk perawatan, informasi
terkait juga harus ditulis pada bagian samping pembungkusnya atau pada
gantungan label
b.
Tidak lepas dan tulisan tidak hilang selama
produk masih dapat digunakan
c.
Menyebutkan perawatan berkala yang perlu
dilakukan pada produk untuk penggunaan biasa
d.
Memperingatkan pelanggan mengenai hal-hal
yang dapat merusak produk garmen
Sejak bulan Desember 1996, sebuah sistem
baru yang hanya menggunakan simbol dan tanpa kata-kata digunakan di Amerika
Serikat. Simbol petunjuk perawatan yang telah direvisi ini dikembangkan oleh American Society for Testing and Materials
(ASTM) dengan penjelasan seperti berikut ini.
Simbol
yang digunakan dalam American Care
Labelling System (ASTM Symbols)
BAB III
LABEL PERAWATAN PADA BATIK
A.
PENGERTIAN BATIK
Batik
merupakan hal yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia saat ini. Batik
merupakan salah satu warisan nusantara yang unik. Keunikannya ditunjukkan
dengan barbagai macam motif yang memiliki makna tersendiri. Menurut Asti M. dan
Ambar B. Arini (2011: 1) berdasarkan etimologi dan terminologinya, batik
merupakan rangkaian kata mbat dan tik. Mbat dalam bahasa Jawa dapat diartikan
sebagai ngembat atau melempar berkali-kali, sedangkan tik berasal dari kata
titik. Jadi, membatik artinya melempar titik berkali-kali pada kain. Adapula
yang mengatakan bahwa kata batik berasal dari kata amba yang berarti kain yang
lebar dan kata titik. Artinya batik merupakan titik-titik yang digambar pada
media kain yang lebar sedemikian sehingga menghasilkan pola-pola yang indah.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, batik memiliki arti kain bergambar yang
pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain
itu, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu.
Batik sudah ada sejak jaman Majapahit dan
sangat populer sampai saat ini. Tidak ada yang dapat memastikan kapan batik
tercipta. Namun, motif batik dapat terlihat pada artefak seperti pada candi dan
patung. Menurut Asti M. dan Ambar B. Arini (2011: 1) kesenian batik adalah
kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan
keluarga raja-raja Indonesia. Memang pada awalnya batik dikerjakan hanya
terbatas dalam keraton, untuk pakaian raja dan keluarga, serta para
pengikutnya. Batik yang masuk kalangan istana diklaim sebagai milik dalam
benteng, orang lain tidak boleh mempergunakannya. Hal inilah yang menyebabkan
kekuasaan raja serta pola tata laku masyarakat dipakai sebagai landasan
penciptaan batik. Akhirnya, didapat konsepsi pengertian adanya batik klasik dan
tradisional. Penentuan tingkatan klasik adalah hak prerogatif raja. (Sumber:
http://eprints.uny.ac.id/27891/2/BAB%20II.pdf)
Herry
Lisbijanto (2013: 10-12) memaparkan bahwa ada 3 jenis batik menurut teknik
pembuatannya, yaitu:
1. Batik Tulis Batik
tulis dibuat secara manual menggunakan tangan dengan alat bantu canting untuk menerakan
malam pada corak batik. Pembuatan batik tulis membutuhkan kesabaran dan
ketelatenan yang tinggi karena setiap titik dalam motif berpengaruh pada hasil
akhirnya. Motif yang dihasilkan dengan cara ini tidak akan sama persis.
Kerumitan ini yang menyebabkan harga batik tulis sangat mahal. Jenis batik ini
dipakai raja, pembesar keraton, dan bangsawan sebagai simbol kemewahan.
2. Batik Cap
Batik cap dibuat dengan menggunakan
cap atau semacam stempel motif batik yang terbuat dari tembaga, Cap digunakan
untuk menggantikan fungsi canting sehingga dapat mempersingkat waktu pembuatan.
Motif batik cap dianggap kurang memiliki nilai seni karena semua motifnya sama
persis. Harga batik cap cukup murah karena dapat dibuat secara masal.
3.
Batik
Lukis
Batik lukis dibuat dengan
melukiskan motif menggunakan malam pada kain putih. Pembuatan motif batik lukis
tidak terpaku pada pakem motif batik yang ada. Motifnya dibuat sesuai dengan
keinginan pelukis tersebut. Batik lukis ini mempunyai harga yang mahal karena
tergolong batik yang eksklusif dan jumlahnya terbatas.
(Sumber:
http://eprints.uny.ac.id/27891/2/BAB%20II.pdf)
B.
CARA MERAWAT
KEAWATAN KAIN BATIK
1.Kain batik jangan dicuci menggunakan
detergen, shampoo, atau pembersih tekstil yang mengandung bahan kimia.
Bahan-bahan tersebut akamn merusak dan memudarkan warna kain. Sebaiknya untuk
mencuci gunakan buah lerak sabun cair yang terbuat dari lerak. Buah ini berguna
untuk menguatkan dan memelihara warna kain agar tetap cemerlang. Gunakan air
hangat saat merendam kain batik, dan rendam selama 5 menit sambil hilangkan
bagian yang kotor secara perlahan.
2.Batik yang sudah dicuci dan dibilas,
jangan dikeringkan dengan cara diperas. Ini akan menyebabkan kain kusut dan
sulit rapi walaupun sudah disetrika.
3.Menjemur batik cukup dengan cara
diangin-anginkan, tidak perlu sampai terkena sinar matahari secara langsung
karena akan memudarkan warna kain batik.
4.Simpan kain batik secara terpisah dengan
jenis kain lainnya. Bau akar wangi atau rempah-rempah segar seperti cengkeh dan
merica utuh, untuk mengusir ngengat atau semut yang sering menggigiti kain
batik.
5.Sebulan sekali keluarkan batik dari dalam
lemari penyimpanan. Buka lipatannya, kibas-kibaskan untuk menghilangkan debu
juga mungkin ngengat yang sudah terlanjur hinggap. Kemudian, angin-anginkan
selama 1 jam. Bersihkan lemari penyimpan dan ganti alas lemari. Gunakan kertas
roti sebagai alas lemari, bukan kertas koran yang tintanya bisa merusak motif
batik.
6.Agar kain batik
senantiasa harum, sebulan sekali ratus dengan akar wangi. Buat bara api dengan
menggunakan akar wangi, kemudian masukkan ke dalam sangkar ayam, lalu
bentangkan kain batik di atasnya. Biarkan 35 menit.
(http://www.klipingku.com/2008/09/tips-merawat-batik-agar-warnanya-tetapindah
C.
LABEL PERAWATAN KAIN BATIK
Label perawatan batik tidak
berbeda dengan label yang ada pada kain dan lenan graha, tergantung kepada
jenis kainnya. Untuk perawatan kain batik tentu kita wajib memperhatiakan label
perawatan yang sudah tersedia pada kain batik, Tetapi pada umunya ada beberapa
label yang sering kita temuai pada kain batik diantaranya :
1.
Pengerian tanpa mesin cuci harus tidak boleh langsung terkena sinar matahari.
2. Dalam
pencucian kain batik usahakan untuk tidak memerasnya dengan terlalu kuat karena
akan mudah merusak kain.
3.
Jangan menggunakan pemutih karena batik mudah
luntur warnanya.
4.
Usahakan mencuci menggunakan tangan
5.
Usahakan menggunakan suhu yang hangat misalnya 30
drajat saja.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Ada dua hal
yang sering menjadi dasar pembelian kain batik, pakaian, atau linen oleh konsumen adalah kandungan bahan dan petunjuk perawatan. Kedua hal tersebut
terdapat pada label yang dilampirkan secara tertulis dan permanen pada pakaian
atau linen. Pemberian label perawatan
pakaian merupakan kewajiban dari produsen karena telah menjadi kebutuhan
konsumen, disamping sebagai wujud pertanggungjawaban dan pelayanan kepada
konsumen.
Setiap orang perlu memahami tentang
pelabelan linen maupun pakaian sehingga perawatan yang sesuai bisa dilakukan
dan pakaian pun bisa awet dan kualitannya masih terjaga ada terdapat lima
sistem pelabelan petunjuk perawatan yang umumnya digunakan pada label petunjuk
perawatan. Kelima sistem ini adalah:
1. Sistem Pelabelan Petunjuk Perawatan Internasional
2. Sistem Pelabelan Petunjuk Perawatan Jepang
3. Sistem Pelabelan Petunjuk Perawatan Kanada
4. Sistem Pelabelan Petunjuk Perawatan Eropa
5. Sistem Pelabelan Petunjuk Perawatan Amerika
Batik merupakan warisan budaya
bangsa yang harus dilestarikan tetapi juga kita sebagai konsumen batik harus
mengetahui cara perawatan batik sehingga batik yang kita miliki bias bertahan
lama.
Herry Lisbijanto
(2013: 10-12) bahwa ada 3 jenis batik menurut teknik pembuatannya, yaitu:
1. Batik tulis
2. Batik cap
3. Batik lukis
Dalam perawatannya usahakan mencuci dengan halus dan
tanpa menjemur langsung terkena sinar matahari
Simbol Label perawatan linen maupun pakaian secara
umum dapat di jelaskan lewat gambar yang akan di lampirkan di bawah ini.
B.
Saran
1.
Keluarga harus mulai banyak mencari informasi tentang
pelabelan untuk melakukan perawatan yang baik terhadap jenis kain yang berbeda-beda
2.
Perusahaan tetap harus mengsosialisasikan tentang
pelabelan yang ada sesuai dengan sistem pelabelan yang berlaku sehingga
masyarakat bisa melakukan perawatan yang benar.
DAFTAR PUSTAKA
Mohammad, A. (2006), Perawatan Pakaian yang Tepat sebagai Suatu Cara
Alternatif dalam Penghematan, jurnal: Dipublikasikan dalam
Jurnal WUNY LPM UNY, 1 (2) hlm. 1-9.
Sumber dari: http://clinglaundry.blogspot.co.id
Sumber : http://www.klipingku.com/2008/09/tips-merawat-batik-agar-warnanya-tetapindah
Sumber:
http://eprints.uny.ac.id/27891/2/BAB%20II.pdf
GLOSARIUM
bathroom
equipment
|
Perlengkapan
kamar mandi, seperti: bath tub, toiled
bowl, shower, washbasin, dll
|
bathroom supplies
|
Perlengkapan
yang dibutuhkan oleh tamu
dalam kamar
mandi, seperti: face towel,
bath towel, hand towel, bath mat
|
laundry list
|
Daftar isian
yang dipergunakan untuk
mencatat jenis
dan jumlah cucian tamu.
|
linen
|
Taplak
meja dan serbet makan yang terbuat dari kain (kain lena), kain – kain rumah
tangga, contoh: sprei, taplak meja
|
linen attendant
|
Petugas yang
menangani pencucian linen kotor dan menyiapkan linen bersih dari atau ke
binatu.
|
linen control
sheet
|
Formulir
untuk mengontrol peredaran linen.
|
polyester
padding
|
Bantalan
terbuat dari polyester untuk mesin press
|
valet laundry
|
Petugas
binatu yang mengambil maupun mengantar cucian tamu dari / ke kamar
|
Bleach
|
berarti
penghilang noda seperti cairan pemutih
|
umble dry
|
berarti
dikeringkan dengan mesin pengering
|
Dry clean
|
berarti
pakaian dicuci dalam keadaan kering dengan bahan kimia. Biasanya pencucian
seperti ini dilakukan di laundry service
|
bleach
|
penggunaan pemutih
|
machine wash
|
menunjukkan temperatur air maksimal yang
boleh digunakan untuk mencuci
|
Do not wring
|
kita dilarang untuk memeras pakaian tersebut
|
Bleaching Instuction
|
Memberikan
instruksi apakah pakaian perlu diberi pemutih (bleach) atau tidak
|
Do not iron:
|
Pakaian
tidak boleh disetrika
|
Drycleaning Instruction
|
Memberikan
petunjuk bahwa pakaian tersebut harus mendapat perlakuan cuci kering
(dryclean) atau tidak
|
Iron, any temperature, steam or dry
|
Pakaian
boleh disetrika pada suhu berapa pun, dengan atau tanpa steam (uap)
|
No comments:
Post a Comment